Rabu, 02 Mei 2012

ekonomi pembangunan, aliran-aliran

MODUL 3 : TEORI-TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI
    3.1. Aliran Klasik ;
    3.2. Aliran Karl Marx (Pertumbuhan dan kehancuran)
    3.3. Aliran Neo Klasik ;
    3.4. Teori Schumpeter
    3.5. Post-Keynesian
    3.6. Teori Perkembangan Ekonomi
    3.7. TEORI KETERGANTUNGAN

Pada garis besarnya teori-teori perkembangan/pembangunan ekonomi dapat digolongkan ; aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian. Aliran-aliran ini mencoba menemukan sebab-sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan proses pertumbuhannya.

1.1.    Aliran Klasik ;
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan. Kemajuan teknologi mula-mula disebabkan oleh adanya akumulasi kapital atau dengan kata lain kemajuan teknologi tergantung pada pertumbuhan kapital. Kecepatan pertumbuhan kapital tergantung pada tinggi rendahnya tingkat keuntungan, sedangkan tingkat keuntungan ini akan menurun setelah berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (low of diminishing returns) karena sumber daya alam itu terbatas.
Aliran Adam Smith ; Menurut Adam Smith, bahwa untuk perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, dan juga menitikberatkan pada Luas Pasar. Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional menarik perhatian karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Aliran David Ricardo ; Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat yaitu: a). Golongan Kapital, adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional. b). Golongan Buruh, tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat. c). Golongan Tuan Tanah. hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang di sewakan. David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
Aliran Thomas Robert Maltus ; Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi. Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus. Ekonomi  berkembang dengan hukum pasar, dimana apabila jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.

3.2. Aliran Karl Marx (Pertumbuhan dan kehancuran)
Karl Marx Mengemukakan teorinya berdasarkan atas sejarah perkembangan masyarakat dimana perkembangan itu melalui lima tahap.
1. Masyarakat Primitif ; Dalam tahap ini masyarakat menggunakan alat-alat untuk bekerja yang sifatnya masih sangat sederhana. Alat-alat ini bukan milik perseorangan tetapi milik komunal (milik bersama).
2. Masyarakat Perbudakan. Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat-alat produksi dengan orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka merupakan dasar terbentuknya masyarakat perbudakan.
3. Masyarakat Feodal.  Masyarakat feodal ini merupakan masyarakat baru yaitu dimana kaum bangsawan memiliki alat-alat produksi yang paling utama yaitu Tanah, para petani kebanyakan terdiri dari bekas budak yang dibebaskan.
4. Masyarakat Kapitalis.  Kelas kapitalis memperkerjakan kelas buruh yang mau tidak mau menjual tenaganya karena tidak memiliki alat produksi seperti telah disinggung bahwa kelas kapitalis dan kelas buruh merupakan dua kelas dalam masyarakat yang kepentingannya saling bertentangan. Perkembangan Karl Marx, dapat dilihat pentingnya perubahan teknologi dan hubungan produksi dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan tetapi sebaliknya justru keadaanlah yang menentukan kesadaran manusia. Karl Marx mengemukakan atau mendasarkan pendapatnya atas adanya hukum gerak yaitu :
a.    Kosentrasi
b.    Akumulasi
c.    Kesengsaraan
d.    Krisis.
e.    Masyarakat
f.    Sosial

3.3.     Aliran Neo Klasik ;
Aliran Neo-Klasik mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saat ini dan saat yang akan datang. Pendapat Neo-Klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat diikut sertakan sebagai berikut : a). Adanya akumulasi kapital dalam perkembangan ekonomi. b).Perkembangan itu merupakan proses yang gradual. c). Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif. d). Aliran Neo-Klasik merasa optimis terhadap perkembangan e). Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut. Perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya mempunyai lima aspek tingkat perkembangan ekonomi yaitu ; Pertama ; Mula-mula negara itu meminjam modal. Ke dua ;Kemudian negara peminjam tersebut dapat menghasilkan dengan kapital pinjaman tadi, membayar dividend dan bunga atas pinjaman tersebut. Ke tiga ; Setelah penghasilan nasional negara itu meningkat maka sebagian dari penghasilan itu digunakan untuk melunasi utang dan sebagian lagi dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkannya. Ke empat ; Negara tersebut sudah dapat menerima dividend dan bunga yang lebih besar dari pada yang dibayar, jadi ada surplus. Ke lima ; Akhirnya negara tersebut hanya menerima dividend dan bunga saja dari negara lain.
3.4. Teori Schumpeter :
Perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus, yaitu merupakan gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Perubahan dalam selera konsumen memang ada tetapi perubahan itu bersifat gradual atau sedikit demi sedikit. Kombinasi-kombinasi baru ini dilaksanakan oleh wiraswasta (Enterpreneur), mereka ini adalah inovator yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru faktor produksi, yang diartikan dengan inovasi dapat berbentuk lima hal:
a) Mengemukakan atau mengenalkan barang-barang baru atau barang-barang berkualitas baru yang belum dikenal oleh konsumen. b). Mengenalkan suatu metode produksi yang baru. c). Pembukaan pasar baru bagi perusahaan d). Penemuan sumber sumber ekonomi baru e). Menjalankan organisasi baru dalam industri f). Runtuhnya Sistem Kapital; Joseph Schumpeter berpendapat bahwa dasar-dasar ekonomi dan sosial sistim kapitalis itu akan runtuh. Ia mendasarkan pendapatnya itu atas tiga hal:
pertama ; runtuhnya fungsi wiraswata. Ke dua ; Runtuhnya rangka kehidupan masyarakat kapitalis ke tiga ; Runtuhnya golongan-golongan politikus.

3.5. Post-Keynesian ;
Analisis Keynesian menggunakan anggapan berdasarkan atas keadaan waktu sekarang, dengan tidak memperhatikan keadaan jangka panjang. Dalam analisis ini persoalan yang penting adalah:
a. Syarat-syarat apakah yang diperlukan untuk mempertahankan pendapatan yang mantap (Steady Growth) pada tingkat kesempatan kerja penuh (Full Employment income) tanpa mengalami deflasi ataupun inflasi
b. Apakah pendapatan itu benar-benar bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya inflasi terus menerus.

3.6. Teori Perkembangan Ekonomi
Karena persoalan-persoalan depresi ekonomi 1930-an telah teratasi, maka muncul fenomena ekonomi yang lain di Amerika Serikat. Ada pertanda bahwa tingkat pertumbuhan penduduk menurun, tabungan lebih besar dari investasi, muncullah hipotesis ekonomi dalam keadaan stagnasi. kekurangan produksi.
1. Robert M.Solow yang bertolak dari pemikiran ekonomi Neoklasik menyusun pula teori pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan teori produksi yang mengatasi kelemahan-kelemahan model Harrod-Domar. Di sini pun terdapat tiga variabel utama, tetapi unsur ketidakstabilan itu telah dihilangkan. Fungsi produksi dinyatakan dalam modal perkapita; pertambahan modal per kapita sama dengan jumlah tabungan per kapita dikurangi dengan jumlah pertumbuhan investasi per kapita.
Output terbagi dua, yakni untuk konsumsi dan untuk investasi. Dalam model ini ada tiga fungsi utama, yakni fungsi produksi, fungsi tabungan, dan fungsi investasi. Dengan demikian, tingkat keseimbangan antara ketiga fungsi itu stabil, kemungkinan terjadi perangkap-pertumbuhan, karena tingkat akumulasi modal yang kecil, bahkan tingkat pertumbuhannya dapat lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.
2. Teori Pertumbuhan Baru
Robert Lucas dari Universitas Chicago mengemukakan fenomena internasional yang tidak sesuai dengan teori pertumbuhan neoklasik, misalnya adanya perbedaan antara negara dan juga migrasi penduduk antar negara. Jika memang teknologi di seluruh dunia tidak berbeda, skil manusia yang terwujud dalam human capital seharusnya tidak berpindah dari negara sedang berkembang , dimana human capital telah tersedia dalam jumlah banyak, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Para ekonom pertumbuhan yang baru, di sisi yang lain menekankan pentingnya perekonomian eksternal sebagai sumber akumulasi kapital.
3. Friedrich List
Pelopor Historismus: Eksponen Nasionalisme Ekonomi Bahwa Tahap Perkembangan Ekonomi yaitu dengan ‘cara produksi’ :
1. Tahap Primitip
2. Tahap Beternak
3. Tahap Pertanian
4. Industri Pengolahan (Manufacturing)
5. Pertanian, Industri Pengolahan & Perdagangan
4. Karl Bucher
Sintesa Pendapat List dan Bruno Perkembangan Ekonomi Ada 3 tahap :
1. Produksi untuk kebutuhan Sendiri (subsistence)
2. Perekonomian Kota dimana pertukaran sudah meluas
3. Perekonomian Nasional dimana peran pedagang menjadi semakin penting

3.7. TEORI KETERGANTUNGAN
    Teori ketergantungan (dependencia) pertama kali dikembangkan di Amerika Latin pada tahun 1960. menurut para pengikut teori ini keterbelakangan (under development) negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut “tergabung” (incorporated) ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah “pinggiran” dan daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Daerah-daerah “pinggiran” ini dijadikan daerah-daerah jajahan, mereka hanya berfungsi sebagai produsen-produsen bahan mentah bagi kebutuhan industri negara-negara metropolitan itu, dan sebaliknya merupakan konsumen barang-barangjadi yang dihasilkan industri-industri di negara-negara metropolitan tersebut. Dengan demikian timbul struktur ketergantungan yang merupakan rintangan yang hampir tak dapat diatasi serta merintangi pula pembangunan yang mandiri. Dalam mashab “ketergantungan” ada 2 aliran yaitu aliran Marxis serta Neo Marxis dan aliran non-Marxis. Aliran pertama diwakili oleh Andre Gunder Frank dan lain-lain. Aliran ini menggunakan kerangka analisis dan teori Marx dan Neo-Marxis tentang imperalisme. Aliran ini tidak membedakan secara tajam antara struktir intern dan struktur ekstern, karena kedua struktur tersebut pada dasarnya dipandang sebagai faktor yang berasal dari sistem kapitalis dunia itu sendiri. Struktur intern masa kini dan daerah-daerah pinggiran tersebut memang sudah berabad-abad dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar sistim tersebut, sehingga seluruh struktur ini sudah terbuka bagi faktor ekstern. Dengan kata lain, struktur intern daerah pinggiran tersebut hanya menjadi bagian yang tergantung dan struktur kapitalis dunia. Selain itu, aliran Marxis dan Neo-Marxis ini mengambil perspektif perjuangan kelas internasional antara para pemilik modal (para kapitalis) di satu pihak dan kaum buruh (masa proletar) dilain pihak. Untuk memperbaiki nasib dan kedudukan mereka maka kaum proletar dunia perlu mengambil prakarsa dengan menumbangkan kekuasaan golongan kelas pemerintah yang hanya menjadi alat dan pusat metropolitan yang jahat. Oleh karena itu, menurut aliran ini resep pembangunan untuk daerah pinggiran adalah revolusi. Aliran kedua, yaitu aliran non-Marxis di pelopori oleh Celso Furtado, Helio Jaguaribe, Anibal Pinto, dan Osvaldo Sunkel. Aliran Non-Marxis ini terutama melihat masalah ketergantungan dan perspektif nasional atau regional yaitu kawasan Amerika Latin. Aliran ini dengan tegas membedakan antara keadaan dalam negeri dan luar negeri
    Dalam menghadapi tantangan pembangunan maka konsep negara atau bangsa ini perlu dijadikan landasan untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan untuk menentukan sikap terhadap dunia ekstern. Meskipun mashab ketergantungan ini mula-mula dikembangkan di Amerika Latin, namun beberapa ekonom dan ilmuwan sosial yang  berasal dan kawasan-kawasan lain yang  keadaan ekonominya masih terbelakang telah berusaha pula untuk menerangkan keterbelakangan kawasan tersebut dengan menggunakan kerangka analisis teori ketergantungan. Dan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa menurut teori ini bahwa, tergabungnya secara paksa (forced incorporated) daerah-daerah pinggiran ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia merupakan satu-satunya sebab dan keterbelakangan (under development) negara­negara sedang berkembang sekarang ini.
     Dengan demikian implikasi dan kesimpulan tersebut adalah bahwa tanpa kolonialisme dan integrasi ke dalam sistim ekonomi kapitalisme dunia, negara-negara sedang berkembang sekarang ini sudah berhasil mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan sangat, mungkin sudah dapat mengembangkan industri­industri manufactur mereka atas usaha dan kekuatan mereka sendiri. Pada umumnya  para  sejarawan  dan para  ekonom  maupun  ilmuwan  sosial yang menggunakan teori ketergantungan untuk menerangkan keterbelakangan negara-negara sedang berkembang serta menuding kolonialisme sebagai penyebab utama dan ketergantungan  tersebut, cenderung  untuk mengidealkan  masyarakat-masyarakat  pro­ kolonial. Sering efisiensi  administratif  negara-negara  pra kolonial terlampau dilebih­ lebihkan untuk menekankan kemungkinan yang sebenarnya terbuka bagi negara-negara tersebut untuk mengalami suatu transisi ke kapitalisme borjuis yang serupa yang telah terjadi di Eropa Barat. Namun hal ini tidak terjadi di masyarakat-masyarakat  kolonial karena penetrasi dan kolonialisme Barat. Selain itu, teori ketergantungan  pada umumnya juga  mengabaikan  faktor-faktor intern, seperti struktur sosial-budaya dan pola perilaku masyarakat-masyarakat pra kolonial itu. Dengan menyalahkan kolonialisme dan neo-kolonialisme Barat sebagai faktor utama yang bertanggungjawab atas keterbelakangan daerah-daerah pinggiran tersebut dan atas masalah-masalah  besar  yang merintangi  pembangunan  daerah-daerah  tersebut,  maka struktur social budaya masyarakat pra kolonial ini sebagai suatu faktor penyebab penting dan keterbelakangan mereka rupanya kurang diperhatikan oleh penganut teori ketergantungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar