Ruang
Lingkup Penelitian Kuantitatif
a. Lahirnya
pendekatan kuantitatif
Pendekatan
kuantitatif lahir dari paradigma positivisme. Sedangkan pokok-pokok pikiran
dari paradigma positivisme adalah sebagai berikut (Summary dari Pengantar Penelitian Kuantitatif oleh Yulius Slamet, hal
7-8):
1.
Positivisme percaya bahwa metode dan
prosedur ilmu kealaman cocok untuk ilmu-ilmu sosial. (metodologichal naturalism)
2.
Positivisme berkeyakinan bahwa hanya
gejala-gejala yang dapat diamati, dalam arti dengan indera, dapat dianggap
sahih sebagai bahan pengetahuan. Hal ini berarti bahwa gejala yang tidak dapat
diobservasi baik langsung melalui pengalaman maupun penyelidikan atau secara
tidak langsung dengan bantuan-bantuan alat-alat tidak mempunyai tempat di dalam
ilmu pengetahuan. (phenomenalism atau
empirisicm)
3.
Positivisme menyarankan bahwa
pengetahuan ilmiah bermuara pada akumulasi pembuktian fakta-fakta. Fakta ini
memberikan umpan balik pada teori. Maka teori menyatakan dan mencerminkan
penemuan yang terakumulasi dari penelitian empiris.
4.
Teori-teori keilmuan dipandang oleh kaum
positivist sebagai sesuatu yang memberikan pelana bagi penelitian empiris dalam
arti bahwa hipotesis ditarik dari teori-teori keilmuan itu, yang kemudian diuji
dalam kenyataan empiris. Hal ini dengan sendirinya merupakan pernyataan yang
tidak langsung bahwa ilmu itu deductive,
dalam arti bahwa ilmu itu menarik proposisi-proposisi khusus dari
pernyataan-pernyataan umum tentang realitas.
5.
Positivisme memandang pengertian nilai (values) sebagai berikut: pertama, nilai
akan melemahkan objektivitas keilmuan, dan dengan demikian merendahkan
kesahihan pengetahuan. Kedua, harus ada pembedaan yang tajam dan jelas antara
persoalan keilmuan dengan pernyataan (statement)
dan hal-hal yang normatif. Hal-hal yang normatif tidak dapat dibuktikan,
karenanya tidak termasuk ilmu pengetahuan.
b. Ciri-Ciri
Penelitian Kuantitatif
·
Kausalitas
Penelitian kuantitatif
sering dilakukan dengan menetapkan adanya hubungan kausal antara konsep-konsep.
Babbie misalnya menyatakan sebagai berikut: salah satu tujuan utama dari
ilmuwan, apakah ilmuwan social atau yang lainnya, ialah menjelaskan mengapa
hal-hal itu demikian adanya. Secara tipikal, kita dengan menspesifikasi
sebab-sebab mengapa hal-hal itu demikian: sesuatu disebabkan oleh sesuatu yang
lainnya.
·
Generalisasi
Peneliti kuantitatif
biasanya menaruh perhatian pada ketetapan bahwa hasil penelitiannya pada suatu
lokasi tertentu dapat digeneralisasikan pada lokasi yang lebih luas, artinya
bahwa kesimpulan yang dia peroleh dari hasil penelitian terhadap orang (sampel)
dan wilayah yang terbatas itu dapat ditarik kesimpulan umum yang berlaku bagi
suatu populasi yang diwakili oleh sampel itu dan dalam lokasi yang lebih luas.
Oleh karena itu persoalan pokok yang dihadapi oleh peneliti kuantitatif ialah
persoalan representativitas sampel. Berbagai buku teks menganjurkan bahwa random sampling merupakan gejala yang
banyak dipakai oleh para praktisi penelitian untuk memenuhi tujuan ini.
·
Replikasi
Replikasi (penelitian
ulang) untuk memantapkan hasil penemuan sering dilakukan dan merupakan cirri
ilmu-ilmu kealaman. Menurut Heiseberg: dasar utama untuk meraih keberhasilan
ialah kemungkinan mengulangi eksperimen. Kita akhirnya dapat setuju tentang
hasil-hasil yang didapatkan karena kita mengetahui bahwa eksperimen dilakukan
dalam kondisi yang sama manghasilkan hal yang sama. Beberapa peneliti
kuantitatif menyatakan pandangannya bahwa penelitian dapat bebas nilai,
karenanya replikasi dapat berlaku sebagai suatu kajian terhadap berbagai ekses.
·
Individualisme
Penelitian cenderung
memperlakukan individu sebagai pusat dari penelitian empiris. Dalam penulisan
tentang apa yang oleh Bryant disebut sebagai “instrumental positivism” (suatu istilah yang merupakan sinonim dari
penelitian kuantitatif tetapi lebih berkaitan dengan tradisi survei), telah
tercatat bahwa ada kecenderungan individu menjadi pusat perhatian para
peneliti. Kecenderungan ini ditarik dari kenyataan bahwa instrumen survey
diberikan kepada individu-individu yang dipandang sebagai obyek yang diskrit di dalam penyelidikan.
Jawaban-jawaban (response) dari
setiap individu itu dikumpulkan untuk membentuk ukuran-ukuran keseluruhan dari
sampel. Satu manifestasi dari kecenderungan individualisme ialah pandangan bahwa
aspek-aspek unit sosial dapat dibangun dari agregasi jawaban-jawaban penelitian
dari para individu.
(Ringkasan dari
Pengantar Penelitian Kuantitatif oleh Yulius Slamet, hal 19-24)
c. Struktur
Logika dari Proses Penelitian Kuantitatif
Tahap Utama Proses
Perantara




Hipotesis




Analisis Data


Penemuan Hasil



![]() |
(Diambil dari Pengantar Penelitian Kuantitatif, hal
14)
d. Perbedaan
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
PENDEKATAN
KUANTITATIF
|
PENDEKATAN
KUALITATIF
|
Berpijak
pada konsep positivistik
|
Berpijak
pada konsep naturalistik
|
Kenyataan
berdimensi tunggal, terbatas, fixed
|
Kenyataan
berdimensi jamak, kesatuan utuh, beruah, terbuka
|
Peneliti
dengan objek terlepas; penelitian dari luar dengan alat pengukuran standar
dan objektif
|
Peneliti
dengan objek berinteraksi; peneliti di luar dan di dalam, peneliti sebagai
instrumen, menggunakan judgment / subjektivitas
|
Setting
penelitian buatan, lepas dari tempat dan waktu
|
Setting
penelitian alamiah, terkait tempat dan waktu
|
Analisis
statistik
|
Analisis
subjektif, intuitif, rational
|
Hasil
penelitian berupa inferensi, generalisasi, prediksi
|
Hasil
penelitian berupa deskripsi, interpretasi tentatif situasional
|
(diambil dari kuliah Metode Penelitian Kuantitatif tgl 23 Feb)
e. Asumsi
Paradigma Kuantitatif
·
Asumsi Ontologis, bahwa realita adalah
obyektif dan tunggal, terpisah dari peneliti
·
Asumsi Epistemologis, bahwa peneliti
bebas dari yang diteliti
·
Asumsi Aksiologis, bahwa penelitian
harus bebas nilai dan tidak bias
·
Asumsi Retoris, bahwa penelitian formal,
berdasarkan pada seperangkat definisi, bentuk impersonal
·
Asumsi Metodologis, bahwa proses deduktif,
ada sebab dan akibat, rancangan statis, kategori-kategori diisolasi sebelum
penelitian, naskah bebas, generalisasi mengarah ke prediksi, penjelasan dan
pemahaman akurat dan dapat dipercaya melalui kesahihan dan keandalan.
(Diringkas
dari Metode Penelitian Sosial oleh Ulber Silallahi)
oleh : Ita Puspitasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar