Senin, 16 Juli 2012

SEBUAH BUKU, cerpen


Sepertinya semua terulang kembali
Cinta musti terhenti sampai disini
Ku rasakan semua begitu jelas terasa
Bgaimana bisa mudah untukku melupakannya
Tapi kali ini ku coba mengerti...
(Sendiri-Ipang)

Sudah sering aku menjadi obyek kemarahannya, aku memang hanya bisa membantunya melepaskan peluh, tangis dan caci makinya, tanpa bisa memberikan sepatah kata yang dapat membangkitkan semangatnya. Sudah 3 hari ini kamu terus menangis, bercerita dengan tangisanmu, aku ingin sekedar memberi tisu untuk menghapus air matamu, tapi sungguh aku tak mampu, maafkan aku.
Entah sejak kapan aku mulai suka dengan caramu bercerita padaku, tapi awalnya aku memang sudah berharap kamu memilihku. Aku selalu membenci adikmu yang seenaknya saja mencoret-coret, dan aku juga tak mengerti kenapa kamu tidak memarahinya, kamu hanya tersenyum dan meminta kembali aku yg sudah penuh coretan pesil dan berusaha menghapus.
Aku memang hanya sebuah buku diary yang berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari ditiap lembarnya tapi sungguh aku tak pernah suka melihatmu menangis seperti ini. Apalagi menangisi laki-laki itu, laki-laki yang bernama Tomi ya kamu sering menuliskan nama Tomi di kertasku. Tomi teman sekelasmu di masa sma dulu,terkadang aku cemburu padanya.

“Diary, sudah 3 tahun aku bersamanya. Gag kerasa uda selama itu, aku bingung harus bagaimana bertanggungjawab atas tindakanku kali ini, memang sudah terlalu dalam. Sekarang aku sudah tak punya apapun yg bisa aku perjuangkan, maafkan aku buk aku sudah tak bisa menjaga amanahmu lagi, menjaga pesanmu dengan baik 

kamu menangis tersedu menyesali perbuatanmu, tapi aku masih belum paham apa maksudmu aku jadi bingung

“....sekarang aku takut hamil..”

Demi Tuhan aku kaget setengah mati,  mungkin kalau aku punya jantung yang berdetak saat ini pasti sudah berhenti. Aku tau siapa kamu, kamu gadis yang baik tak mungkin melakukannya begitu saja,Kurang ajar Tomi!!! Aku terus  marah dan ingin memakinya tapi aku  bisa apa?? Lagi-lagi aku ingat, aku hanya sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya. Aku kembali menunggumu menulis

“diary, aku takut orang tuaku tau, aku tak tau harus berkata apa pada mereka, aku sudah jadi anak nakal dan tak tau diri, aku takut dan benar-benar takut..”

Kamu terus menangis dan tak lagi melanjutkan tulisanmu, aku sudah tak ingin banyak bekomentar jujur aku terluka aku merasa terhianati, aku sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya marah dan tak ingin peduli padamu, aku tak peduli dengan tangisanmu, aku kecewa.


Ternyata aku tak punya cukup nyali untuk terus kecewa dan marah padamu, aku tak suka  melihat gadisku terus menangis tiap malam menyesali perbuatannya dan taukah kalian?

“sekarang apa yang harus  aku lakukan? Diary aku mohon jika saja kamu punya jawaabannya dan bisa menolongku, aku akan sangat berterimakasih padamu tapi memang hanya sebuah diary, maafkan aku menuntut lebih padamu 
Dia meninggalkanku, setelah aku bilang tak ingin mengulangnya lagi, tak ingin lagi melakukan dosa itu dia bilang aku tak mencintainya.
Demi Tuhan aku bisa berfikir, aku mencintainya sungguh, setelah 3 tahun dan aku mau melakukan dengannya sebelum kami menikah, dia bilang aku tidak mencintainya??
Aku harus bagaimana lagi 

Terdengar lagu dari radio yang kamu selalu kamu nyalakan di kamar ini...

Aku memang belum sempat menyenangkanmu
Tapi caramu pergi sakiti aku...
.....
Ku beri kamu cinta tak puaskan kamu, aku blm bsa maafkan kamu
Aku belum  bisa lihat wajah kamu, rasanya tersiksa rasanya tak mw ingat
Rasanya Tak ada obatnya ....
                                                                                 (pas kena hatiku –pay feat)

“diary, apa aku seperti itu? Aku belum bisa menyenangkannya ya? Sampai dia tega meninggalkanku..”

Sudahlah!!! Tinggalkan dia, cukup meratapinya, dia tak benar-benar mencintaimu, dia hanya ingin memanfaatkanmu, menikmati tubuhmu lalu meninggalkanmu, kumohon cukup ini terakhir kali kamu membahasnya denganku, aku tak ingin kamu seperti ini. Sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya ini hanya ingin sang gadis kembali membagi kebahagiaannya, bukan yg seperti ini, bukan terus tangisannya.


Aku senang, akhirnya kamu kembali dengan kegembiraanmu, melangkah kembali dengan senyumanmu, aku menyukaimu yang seperti ini sungguh aku yang hanya sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya. Sekarang sudah genap 1 bulan sejak Tomi meninggalkanmu, kamu sering bercerita tentang teman-teman mu yang membantumu melupakan Tomi, aku harus bilang terimakasih juga pada mereka karena menggantikanku membuatmu tersenyum.

“ .....diary, hari ini aku pergi ke toko buku dengan ketiga temanku Sasa, Sari dan Tania. Seperti biasa mereka selalu saja membuatku tak bisa diam dan tertawa sejadi-jadinya Sasa dan Sari saudara kembar itu selalu bertengkar dan tiba-tiba melakukan kekonyolan didepan umum hingga kadang aku dan tania harus sok nggak kenal dengan mereka,,hahaha
Aku tak habis pikir kalau aku tak bertemu mereka, aku tak akan bisa seceria ini,,hahaha
Sudah malam nii,besuk lagi ya diary sayang J “
Aku jadi ingin bertemu dengan sahabat-sahabatmu, kamu begitu antusias menceritakan mereka padaku, rasanya aku sangat bahagia melihat kebahagiaanmu bersama mereka. Hingga tiba suatu hari.

“apa hitunganku salah ya? Kayaknya engga dech, aku jadi takut..”

Suatu hari kamu hanya menulis seperti itu, membuatku bertanya-tanya tanpa bisa ku dapat jawabannya segera.


Sudah lebih dari 1 bulan kamu tak lagi menuli, aku khawatir apa yang terjadi padamu. Aku hanya sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya tapi aku menyimpan banyak rahasiamu yang membuatku jatuh hati padamu dengan semua hal yang teklah terjadi padamu, aku jatuh cinta padamu.


“diary , maafkan aku sudah lama tidak lagi membukamu, bercerita padamu, semua terasa begitu sulit untukku akhir-akhir ini. Mungkin ini yang terakhir aku menulis pada lembarmu yang cantik ini, padahal masih ada 10 halaman lagi, tapi aku sudah nggak mampu menulisnya maafkan aku L
Diary boleh aku minta tolong? Komohon jangan menolakku, semua orang sudah menolakku dan hanya ada kamu di hidupku yang tak pernah menolakku, sekali ini dan yang terakhir tolong aku ya J
Sampaikan ini pada orang tuaku dan keluargaku karena aku sudah tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, aku terlalu pengecut, aku selalu tak bisa melihat mereka menangis dan hancur karenaku..”

Aku akan membantu apapun yang aku bisa untukmu tapi ada apa?kenapa tiba-tba seperti ini. Tolong sekali saja dengarkan aku, dan kenapa ini jadi yang terakhir buat kita? Apakah aku salah? Aku membuat mu sedih? Aku bersumpah tak pernah membocorkan rahasiamu pada siapapun, aku benar-benar menyimpannya hanya untuk kita saja terlebih soal Tomi Bang*** yang telah meninggalkanmu. Ada apa sayang?

“sampaikanlah dengan baik ya J, karena aku tak pernah mampu

Ayah ibu, maafkan anakmu yang telah berdosa padamu
Melanggar janjiku dan melukai kalian, mencoret nama baik kalian dengan sesukaku
Maafkan mbak ayah
Maafkan mbak ibu
Maafkan mbak dek, jangan pernah mengingat mbak dek kamu tak pantas punya mbak
Dek, jaga ayah dan ibu ya, mbak nitip bahagiakan mereka, banggakan mereka
Buat mereka melupakan anak yang durhaka ini
Maafkan mbak dek ,mbak belum bisa kasih contoh yang baik buat kamu malah sekarang mbak kasih kamu beban berat buat jaga ayah dan ibuk, tapi mbak ndak punya jalan lain lagi
Yah, maafin mbak ya, mbak ndak pernah banggain ayah sama ibuk, mbak cuman jadi beban maafin mbak yah
mbak minta ngapuro ayah sama ibu
Buk, mbak sudah ndak kuat lagi dengan keadaan
mbak ndak bisa sesabar ibuk ngadepi tetangga, mbak ndak tega liat ibu nangis tiap malem, mbak sayang sekali sama ibu, ayah dan adek
mbak ndak akan repotin lagi, semoga adek bisa jadi pilot ya kayak yang adik pingin.
Oia, yah,buk,dek
Mbak punya sedikit tabungan buat tambahan beli rumah ayah, kata ayah dulu pengen punya rumah sendiri ndak ngontrak kayak sekarang, apalagi tetangga udah ndak nyaman gini mending ayah, ibuk sama adek cepet-cepet beli rumah yang agak jauh dari sini
InsyaAllah uangnya akan cukup yah.
Sampun yah, buk, dek
Mbak minta doa restu ya,,mbak minta ngapuro, mbak mintamaaf dan relakan mbak,,
Maafin mbak 
Mbak sayang sama kalian semua

Apa yang mau kamu lakukan? Ada apa? Ada apa denganmu????
Aku bingung, lagi-lagi aku hanya sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya.


Tiba-tiba ada tangan besar yang mengambilku dari meja dan memberikanku pada seorang perempuan aruh baya yang rambutnya digulung dibelakang. Tangan perempuan itu bergetar membacaku dan terus menangis, terisak pilu hingga aku basah dengan air matanya, aku sedikit mengartikan keadaan ini, tapi aku takut kalau perkiraanku benar dan aku kehilanganmu gadis ramping manis dengan kedua lesung pipi yang membuatmu semakin manis dengan nama “NIAS” yang aku pikir membuatmu semakin manis saja, ya memang aku sudah sangat jath hat padamu.

“yah, kenapa harus beginii...”

Aku mendengar perempuan dan laki-laki itu berbincang setelah membacaku. Dan inilah kenyataannya..aku benar-benar kehilanganmu. aku sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya yang jatuh cinta pada gadis yang membeliku di toko buku depan sekolahnya, yang mencintai pacarnya, yang sangat menyesali perbuatannya, yang sangat menyayangi keluarganya dan seorang gadis yang menitipkan kata-kata terakhirnya padaku. Pada sebuah buku Diary berwarna hijau cerah dengan gambar pelangi dan bunga matahari di tiap lembarnya.

The end

2 komentar:

  1. lumayan enak dibaca, diberi part aja, lebih bisa dipahamioleh pembaca

    BalasHapus